RSS

kuda putih tak bertuan

Di hamparan padang rumput berbunga kuning aku melihat seekor kuda putih.
Diam termenung,
Hembusan angin menyibakkan bulunya yang putih bersih. Sungguh terlihat anggun.
Aku heran mengapa dia sendirian, tak berlari bersama kawanannya di selatan. Tak mungkin jika dia tak berkawan.
Dia hanya berjalan disekitar padang rumput itu diantara bunga-bunga kuning yang cantik. Apakah mungkin dia kesepian?
Tanpa kusadari aku telah lama memperhatikannya, tak kuasa jika kudekati karena aku segan. Aku tak ingin dia berlari ketakutan. Lebih baik kubiarkan saja dan melihatnya dari kejauhan.
Kuda putih, apa yang sedang kau tunggu?
Bahkan kau tak lelah untuk tak beranjak dari hamparan bunga itu.
Kulihat sang peri menghampiri kuda putih, dengan raut wajah yang murung ia berkata "kuda putih, aku dapat kabar buruk untukmu. Apakah kau siap mendengarnya?"
Kuda putih hanya mengangguk pilu, matanya berkaca-kaca dan dia bernafas sangat dalam.
Kemudian sang peri berkata, "tuanmu tewas kuda putih, tuanmu tewas !"
Kuda putih kian melemah mendengar sang peri mengatakan bahwa tuannya telah tiada. Sang peri pun menangis, ia menjerit perih. Kuda putih itu berlalu, meninggalkan sang peri dan ia berlari kencang menuju selatan dengan derai air mata yang tak terbendung lagi kesedihannya. Penantiannya di padang rumput berbunga kuning telah berakhir, dengan akhir yang tak ia harapkan. Kini kuda putih sudah tak bertuan..

Dia telah jauh pergi meninggalkan padang rumput itu tanpa tau apakah ia akan kembali.
srimayangsari.tumblr.com

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

ini aku sesungguhnya

Suatu malam hening aku termenung, pikiranku terbang ke suatu harapan yang selalu aku cari dan berharap aku dapatkan. Hari-hariku hanya ditemani alunan nada yang mengalir mewakili apa yang kurasakan, apa yang aku inginkan.
Aku kini hidup dalam sunyi. Karena aku tak mampu, tepatnya belum mampu melihat dunia yang dulu pernah mencambukku. Apa yang ada dalam diriku kini kian melemah, seolah aku terjebak dalam suatu kotak yang tiada berkunci. Aku bernafas dalam ruang tertentu, tak banyak udara yang berganti namun cukup. Terkadang memang sesak untuk selalu terjebak dalam ruang. Tapi kukira ini akan lebih baik, untuk membatasi diriku dari trauma cambukkan dunia luar. Kau boleh katai aku dibawah tekanan ! Karena ini benar adanya, aku tak akan membela diri. Namun aku tak lepas dari apa yang menjadi imanku – kepercayaanku, keyakinanku. Sesuatu yang sulit, jika itu jalan hidupnya maka hal itu dapat dilewati.
Kau boleh katai aku segala hal yang ada pada sudut pandangmu. Aku selalu terima. Ya, aku terima ! Aku tak akan merasa benar atau merasa dipersalahkan atas semua yang kau katakan, karena apa yang aku jalani hanya terjadi pada aku dan jiwaku yang sesungguhnya. Hanya aku dan jiwaku yang tau. Jika ini merupakan bagian dari cerita hidupku maka aku sendirilah yang akan mengakhirinya.

Lihatlah aku ! Dengan luka disekujur batinku, sukmaku menjerit perih... Mencoba bertahan dengan terpincang-pincang, mencoba kuat karena iman, namun tak mencoba untuk berharap belas kasihanmu ! Sedikitpun aku tak ingin dapatkan belas kasihan. Karena aku tau tak ada ketulusan disana.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

musim gugur dan pohon

aku yang selalu menjadi musim gugur kini mengerti arti dari sebuah pohon. aku mungkin telah menggugurkan dedaunan yang ada pada pohon itu. terkadang menjadi yang menggugurkan tidaklah menyenangkan, andai aku bisa menukar. mungkin jika aku menjadi matahari akan menerangi pohon tersebut ataupun aku menjadi hujan yang akan memberi kesejukan. ketika sudut pandangku tertuju pada pohon, dia meneduhkan saat terik matahari. dia selalu ada ketika apapun terjadi. kini aku berharap bahwa musim gugur tak pernah ada.
http://srimayangsari.tumblr.com/

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS