RSS

kuda putih tak bertuan

Di hamparan padang rumput berbunga kuning aku melihat seekor kuda putih.
Diam termenung,
Hembusan angin menyibakkan bulunya yang putih bersih. Sungguh terlihat anggun.
Aku heran mengapa dia sendirian, tak berlari bersama kawanannya di selatan. Tak mungkin jika dia tak berkawan.
Dia hanya berjalan disekitar padang rumput itu diantara bunga-bunga kuning yang cantik. Apakah mungkin dia kesepian?
Tanpa kusadari aku telah lama memperhatikannya, tak kuasa jika kudekati karena aku segan. Aku tak ingin dia berlari ketakutan. Lebih baik kubiarkan saja dan melihatnya dari kejauhan.
Kuda putih, apa yang sedang kau tunggu?
Bahkan kau tak lelah untuk tak beranjak dari hamparan bunga itu.
Kulihat sang peri menghampiri kuda putih, dengan raut wajah yang murung ia berkata "kuda putih, aku dapat kabar buruk untukmu. Apakah kau siap mendengarnya?"
Kuda putih hanya mengangguk pilu, matanya berkaca-kaca dan dia bernafas sangat dalam.
Kemudian sang peri berkata, "tuanmu tewas kuda putih, tuanmu tewas !"
Kuda putih kian melemah mendengar sang peri mengatakan bahwa tuannya telah tiada. Sang peri pun menangis, ia menjerit perih. Kuda putih itu berlalu, meninggalkan sang peri dan ia berlari kencang menuju selatan dengan derai air mata yang tak terbendung lagi kesedihannya. Penantiannya di padang rumput berbunga kuning telah berakhir, dengan akhir yang tak ia harapkan. Kini kuda putih sudah tak bertuan..

Dia telah jauh pergi meninggalkan padang rumput itu tanpa tau apakah ia akan kembali.
srimayangsari.tumblr.com

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment